Saya sebenarnya tengah kemas kini koleksi playlist lagu dakwah, terutamanya dari channel Tarbiah Sentap. Masa tengah scroll dan cari lagu yang boleh memberi semangat, saya terjumpa satu video lagu bertajuk “Seni berdamai dengan takdir” nyanyian Naim Daniel & Adnin Roslan.
Klik saja sebab tertarik dengan tajuk dan thumbnail video.
Tapi bila melodi mula dimainkan… saya terus jatuh suka.
Muziknya lembut, tenang, dan bila dengar liriknya — ya Allah, dalam sangat.
Lirik Penuh Lagu “Tahun Akhir”
Nyanyian: Naim Daniel & Adnin Roslan
Produksi: Tarbiah Sentap Records
[Verse 1: Naim Daniel]
Tahun ini tahun akhir
Tahun akhirku menangis
Ku berdamai dengan takdir
Tahun ini tahun akhir
Ayuhlah, kita berdua
Lambai tangan sama-sama
Kini tiada lagi kita
Lambai tangan sama-sama
[Chorus: Naim Daniel]
Berlarilah kemana pun
Jika kau milikku, kau milikku
Sampai jumpa lagi
Di titik terakhir kita
Mulai lagi
Mulai lagi
Mulai lagi
[Verse 2: Adnin Roslan]
Ku lepaskan walau sakit
Sedikit demi sedikit
Ku terima walau perit
Sedikit demi sedikit
[Chorus: Adnin Roslan & Naim Daniel]
Berlarilah kemana pun
Jika kau milikku, kau milikku
Sampai jumpa lagi
Di titik terakhir kita
Mulai lagi
Mulai lagi
Mulai lagi
[Bridge: Naim Daniel & Adnin Roslan]
Jika kau milikku, kau milikku
Jika kau milikku, kau milikku
Jika kau milikku, kau milikku
Jika kau milikku, kau milikku
[Chorus: Naim Daniel & Adnin Roslan]
Berlarilah kemana pun
Jika kau milikku, kau milikku
Sampai jumpa lagi
Di titik terakhir kita
Mulai lagi
Mulai lagi
Mulai lagi
[Outro: Naim Daniel]
Tahun akhirku menangis
Ku berdamai dengan takdir
Bila Lirik Menjadi Cermin Jiwa
"Tahun ini tahun akhir, tahun akhirku menangis..."
"Ku berdamai dengan takdir..."
Lagu ini seolah-olah bercakap tentang proses kita menerima kehilangan, perpisahan, dan perubahan.
Sama ada kita sedar atau tidak, hidup memang penuh titik-titik akhir —
dan tak semua akhir itu mudah diterima.
Kadang, kita perlu belajar melepaskan perlahan-lahan, walaupun masih ada rasa sayang yang tak mampu kita ungkap.
"Jika Kau Milikku, Kau Milikku" — Bila Takdir Tak Perlu Dipaksa
Lirik yang diulang-ulang ini bukan saja sedap didengar, tapi juga menenangkan:
“Jika kau milikku, kau milikku.”
Sebaris ayat ini mendidik saya untuk kembali yakin dengan aturan Allah. Tak perlu kejar sampai hilang arah. Tak perlu simpan sampai sakit. Kalau benar ia milik kita — ia tetap akan pulang. Rezeki, nikmat, semuanya bukan milik kita, ada masa Allah pinjamkan yang indah, dan kemudian Dia tarik agar kita sentiasa ingat, bersyukur dan menyesali perbuatan yang lari dari fitrah.
Mungkin itulah cara Allah menyelamatkan kita.
Apa lagi cara lain sebagai miliknya untuk kita melawan takdir semata-mata kehendak diri?
Telah Allah sebut di dalam kalam-Nya
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik untuk kamu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk untuk kamu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Surah Al-Baqarah, 2:216)
Tahun Akhir = Tahun Permulaan?
“Sampai jumpa lagi, di titik terakhir kita… mulai lagi.”
Mungkin tahun akhir kita bukan bermakna penamat segalanya. Tapi penamat kepada bab yang lama, agar kita boleh mula semula — dengan versi diri yang lebih kuat dan redha. Dan bukanlah setiap perpisahan itu merupakan penamat hidup kita. Bukan begitu?
Manusia dengan emosi yang kadang terlalu sarat, hingga lupa bahawa Allah itu Lebih Mengetahui akan setiap jalan cerita kita. Oleh itu, bangkit dan tersenyumlah, teruskan kehidupan kita menuju jalan yang diredhai Allah SWT.
Saya percaya, setiap lagu yang ditulis dengan niat yang jujur… akan sampai ke hati yang sedang mencari. Dan lagu ini, Seni Berdamai dengan Takdir adalah lagu yang patut kalian semua dengar bila kalian penat dengan takdir, tapi tetap mahu belajar untuk reda.
Lagu ringan. Tapi sarat.
Dan mendidik jiwa untuk melalui apa yang Allah aturkan — dengan seni.
Kalau anda juga rasa lagu ini juga menyentuh hati, boleh masukkan dalam playlist dakwah masing-masing. Siapa tahu, satu hari nanti lirik ini akan temani langkah anda yang seterusnya.
📺 YouTube rasmi lagu ini:
0 Ulasan